BAB 3. MIMPI YANG BELUM USAI.
"Aku pulang ke kampung halamanku untuk melaksanakan proses ke luar negeri." “Assalamualaikum, Bu. Aku pulang. Sepi banget, sih? Pasti semua pergi ke sawah." Aku istirahat di teras depan duduk bersandar di antara pillar teras dari bambu. Kepalaku pusing dan masih terasa mual perutku, setelah perjalanan yang melelahkan tadi. Tak terasa aku tertidur, dan aku dibangunkan ibu yang baru saja pulang dari sawah. “Retno, benarkah?” Aku pun terhentak kaget. “Ibu, ini aku, Retno." “Sejak kapan kamu pulang, Nduk?” ‘Sudah tiga jam yang lalu, Bu." “Oalah ... sehat, ya, Nduk?” Sambil meraih tangan ibu aku memberikan salam. “Alhamdulillah ... sehat, Bu.” “Ayo masuk, cuci muka dulu, ganti baju dan istirahatlah.” “Tapi aku sudah istirahat lama, Bu.” “Tidak apa, ibu buatkan teh hangat dulu, ya, biar perutmu terasa enakan.” “Iya, Bu, terima kasih.” Tak lama lagi ibu kembali dengan segelas teh hangat. “Ini minumlah." Aku menyeruput teh hangat. “Bapak ke mana, Bu?’ “Bapak mas